Ini bukan tentang siapa yang memberi dan siapa yang menerima. Bukan juga tentang siapa yang berkorban dan siapa yang terkorban. Ini hanya tentang ketulusan, tentang keikhlasan.
Benar, memang ada poin yang ingin kita kumpulkan. Ada nilai yang menjadi ukuran. Pembeda antara kau dan aku, kita,Tapi sekali lagi, ini bukan tentang siapa yang banyak dan siapa yang sedikit. Bukan juga tentang siapa yang menang dan siapa yang kalah. Ini hanya tentang ketulusan, tentang keikhlasan.
Kita ada untuk mengubah air mata jadi tawa. Walau terkadang, kita perlu menyuling tawa menjadi air mata. Membening namaNya di antara bebatuan berlumut di telaga keimanan. Agar kita selalu ingat, bahwa di antara silih bergantinya siang dan malam, gelap dan terang, sedih dan senang: ada tanda-tanda bagi orang yang mau berfikir.
Bukan, ini bukan tentang siapa yang kuat dan siapa yang lemah. Seperti yang pernah kubilang, menangis bukan bahasa sedih yang abadi, bahagia pun tak selalu harus diungkapkan dengan tawa. Kadang yang sederhana, bisa menjadi lebih bermakna. Yang tampak biasa bisa jauh lebih berharga. Ini hanya soal persepsi, dan kepekaan nurani.
Adanya kita untuk saling mengisi. Adanya kita, untuk saling melengkapi. Masalah siapa yang beruntung dan siapa yang rugi, tentang siapa yang kurang dan siapa yang lebih, yang tampak dan yang tersembunyi, itu semua tak jadi soal. Bukankah di dunia kita hanya ada bahasa ketulusan? Bukankah kita sedang belajar arti keikhlasan?
Berhentilah memikirkan balasan. Karena yang berbalas belum tentu sesuai dengan apa yang diharapkan. Berhentilah menghitung poin. Karena dalam seketika, dalam waktu yang tiba-tiba, bisa jadi semua poin lenyap tak tersisa, atau malah... menjadi berlipat ganda tak terhingga…. Siapa kira?
Ini bukan tentang siapa yang unggul dan siapa yang cuma. Bukan juga tentang yang imbang atau sama rata. Ini hanya tentang ketulusan, tentang keikhlasan.
Apa kau masih juga belum mengerti?
Sumber : Faqeera Khaleeda
0 Response to "Belajar Memahami Tentang Arti Tulus dan Ihklas"
Posting Komentar